Senin, 30 Juli 2012

Infeksi Telinga vs Mendadak Maag

Sekitar dua minggu yang lalu aku merasakan ada yang aneh dengan telingaku. Aku tidak bisa menangkap suara dengan jelas, hampir selama aku melek aku mendengar suara ngiiiiiiing....ngiiiiiiing. Bahkan, ketika kututup telingaku pun suara ngiiiing itu tidak hilang juga. Aku panik. Ada apa dengan telingaku? Jangan-jangan gendhang telingaku jebol. Oh no, aku tidak bisa membayangkannya jika itu memang yang benar-benar terjadi padaku. Merasa penasaran aku pun langsung browsing di internet. Setelah baca-baca, akhirnya kuketahui apa yang aku alami ini disebut dengan gejala tinnitus atau telinga berdenging yang disebabkan karena gendhang telinga yang jebol. Namun, tinnitus ini bukan hanya terjadi akibat gendang telinga yang jebol. Menurut informasi yang aku baca di internet, tinnitus ini merupakan gejala awal dari suatu penyakit. Mak jleb, setelah membaca artikel-artikel tentang hal ini, hatiku jadi galau. Berbagai kekhawatiran mulai menggangguku. Untuk menenangkan diri aku berusaha menepisnya. "Ah, mungkin hanya sehari ini saja, besok paling-paling juga sudah sembuh seperti semula". Hiburku dalam hati.

Tapi, apa yang terjadi kemudian? Ternyata, setelah keesokan harinya suara nggiiiiing itu belum hilang juga. Bahkan setelah hampir tiga hari kutunggu, dengingan itu masih juga belum  hilang. Bahkan, aku makin tidak bisa mendengar dengan jelas setiap perkataan orang. Aku terpaksa meminta mereka mengulang-ulang setiap ucapan mereka padaku. Asataghfirullahaladzim ini sungguh keadaan yang kurang menyenangkan. Apakah aku benar-benar diambang ketulian? Oh My God.
Atas saran ibu, aku pun mengkonsumsi anti biotik. Berbarengan dengan sakitnya telingaku itu, saat itu aku juga sedang mengalami gejala pilek. Hidungku mampet, tenggorokan serasa penuh dengan dahak. Saat itu aku merasa telah kehilangan sebagian kemampuan berfikir cepatku. Ya, otakku serasa menumpul gara-gara pendengaranku terganggu. Aku jadi tulalit. Ini sungguh menyedihkan, selama hampir empat hari aku mencoba mengatasi masalah gangguan telinga ini, namun usahaku seperti tak menunjukkan hasil. Nihil, pendengaranku tetap terganggu bahkan, mulai keluar cairan encer dari dalam telingaku. Aku jadi makin merasa khawatir.

Jangan-jangan gendang telingaku memang benar-benar jebol. Aku memang terbiasa membersihkan telingaku menggunakan cottonbad,  bahkan seringkali aku membenamkan cottonbad itu terlalu dalam. Jadi sangat dimungkinkan jika gendang telingaku mengalami kebocoran. Dan jika memang itu benar-benar yang terjadi padaku, maka aku...kemungkinan harus siap untuk dioperasi. Ya Allah, itu sungguh mengerikan. Aku tidak mau. Gendang telingaku pasti tidak bocor, mungkin aku hanya sedang mengalami infeksi telinga saja. Atau mungkin itu hanya efek samping dari pola makanku akhir-akhir ini yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan pantanganku seperti ayam potong, dan telur. Iya, dulu aku kan juga pernah mengalaminya. Ada pembengkakan di telingaku gara-gara aku terlalu banyak mengkonsumsi telur. Hmm, tapi apa pun penyebabnya, kali ini telingaku harus segera mendapatkan penanganan dari pihak yang ahli.

Sore itu dihari kelima semenjak telingaku terganggu, akhirnya seusai sholat maghrib aku putuskan untuk segera bergegas ke dokter setempat, yang jarak prakteknya sekitar 3 km dari rumahku. Aku mendapatkan antrian nomer tujuh. Hmm, lumayan pikirku. Setelah sekitar 10 menit menanti tiba-tiba asisten dokter yang saat itu sedang bertugas memberitahu semua calon pasien, termasuk aku, bahwa dokter yang bersangkutan sedang ada rapat mendadak di RSU, sehingga kemungkinan baru akan pulang sekitar jam 8-an. Wew...alamat tidak bisa sholat tarawih berjamaah ini. Aku belum beruntung, pikirku. "Jika ada hanya mau mengambil obat kami bisa mewakili pak dokter memberikan resep dan obatnya" tawar si asisten dokter, kemudian. Ya sudahlah, daripada nunggu samapai jam 9 malam dan kehilangan moment sholat tarawih berjamaah di masjid, akhirnya aku masuk menemui asistent dokter itu dan mengatakan beberapa keluhan tentang telingaku. Dan setelah di tanya-tanya serta di periksa tensi darahku, asistent dokter itu kemudian memberiku resep obat.
Karena ini sedang bulan puasa aku disarankan hanya meminum obat itu pada waktu berbuka dan sahur saja. Dan malam itu sepulangnya dari berobat aku langsung meminum obatnya, dengan harapan aku segera sembuh. Ada sebutir pil yang harus aku kunyah satu jam sebelum makan. Rasanya esis, mirip obat maag. Dini harinya pada waktu makan sahur aku juga meminum obat itu. Tapi aneh deh rasanya, keesokan harinya, sekitar jam 9 pagi, tiba-tiba terjadi hal yang kurang menyenangkan di dalam perutku. Rasanya perutku panas, perih seperti ditusuk-tusuk. Ada apa ini? Apa jangan-jangan aku sedang kena penyakit maag? Oh, rasanya itu tidak mungkin. Perutku ini bukannya sudah terlatih? Terbiasa diajak berlapar-lapar ria,dan juga sangat tahan dengan rasa pedas. Hmm.."pasti ada yang salah. Empat hari kemudian setelah obat dari dokter itu habis kuminum telingaku telah membaik. Suara ngiiiiiing..itu perlahan mulai berkurang. Meskipun belum sepenuhnya hilang. Alhamdulilah.
Waow..tapi ada yang masih terisisa pemirsa. Rupanya perutku belum bisa pulih kembali 100% seperti sedia kala.. Rasa perih itu masih saja muncul walaupun kini tidak separah ketika aku masih meminum obat dari dokter. Mungkinkah rasa perih di perutku itu disebabkan karena obat dari dokter yang ku minum itu dosisnya terlalu tinggi? Entahlah, mungkin bisa jadi seperti itu. Aku memutuskan untuk tidak perlu komplain tentang kejadian ini.
Aku mulai mencari alternatif pemulihan kesehatanku sendiri. Berbagai upaya kali ini aku lakukan untuk menyembuhkan perutku. Salah satunya adalah dengan meminum air kelapa muda (yang konon bisa menetralisir racun dalam tubuh) dan juga meminum jamu kunyit (yang konon mengandung sejenis zat yang bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit akibat peradangan). Alhamdulilah setelah sekitar satu mingguan upayaku berjalan perlahan-lahan rasa perih diperutku mulai berkurang. Dan, ketika aku menulis catatan ini, baik telingaku maupun lambungku  mulai membaik, meskipun belum sembuh total permirsa. Alhamdulilah.... :))
Semoga kelak aku tidak akan mengalami penyakit telinga berdengung lagi. Aamiin.




Sabtu, 14 Juli 2012

Pelajaran Hidup Yang Kudapatkan Hari Ini


Hari ini aku mendapatkan tugas dari ibuku untuk pergi ke kantor Samsat.Ya, sepeda motor milik ibu sudah waktunya diregistrasi ulang.Cuaca terlihat mendung dan sedikit gerimis. Hmm, aku rasa ini musim yang aneh. Padahal sudah memasuki musim panas tapi sepertinya hujan sudah mau turun setiap hari. Jika aku ingat-ingat memang beberapa tahun terakhir ini siklus permusiman memang sudah tidak teratur seperti dulu. Apa mungkin  hal ini disebabkan karena pengaruh pemanasan global? Entahlah...bisa jadi demikian bisa pula tidak. Wallahu'alam. 

By the way aku berangkat menuju kantor Samsat sekitar jam 10.30 wib. Tentu saja, diiringi omelan ibuku yang tidak tahan dengan karakterku yang kata sebagian orang "lelet". Yah, begitulah warna-warni kehidupan. Makin banyak warna, makin menarik. Ibuku orangnya selalu sigap dalam mengerjakan segala hal, istilah jawanya ''what whet" alias cekatan bin lincah. Dan aku? Sebenarnya aku sudah merasa jadi manusia cekatan pemirsa hehe. Tapi masih kalah sama standart cekatan mereknya ibu :p

Bagaimana pun, bagiku ibu adalah my hero. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada hidupku jika tidak ada beliau disampingku. Hemm, kalau diceritakan arti pentingnya ibuku ini mungkin tidak akan cukup ditulis selama semalaman. Mudah-mudahan di lain waktu aku bisa menuliskan kisah tentang ibuku di blog ini. 

Lanjut ke ceritaku diawal tadi ya, bahwa hari ini aku mendapatkan tugas dari ibuku untuk membayarkan pajak kendaraan bermotor di kantor Samsat. Siapa lagi yang bisa melakukan tugas ini selain aku? Karena sudah terlalu siang akhirnya kuputuskan untuk membayar pajak di kantor Samsat cabang yang terletak di kecamatan Ngunut yang berjarak tempuh sekitar 15 menit dari rumahku.  

Dan, lima belas menit kemudian aku pun sampai disana. Dari seberang jalan kulihat kantor sudah tampak sepi. Aku fikir jangan-jangan pelayanannya sudah tutup. Alhamdulilah ternyata dugaanku salah, setelah aku sampai di sana masih tampak satu dua orang yang mengantri. Lega sekali rasanya. Benar juga apa kata orang-orang, bahwa proses pembayaran pajak kendaraan di kantor Samsat perwakilan ini jauh lebih cepat dari pada yang di kantor pusat. Persyaratan administarasinya juga lebih simpel. Cukup membawa BPKB dan STNK serta KTP/SIM/kartu identitas lain, lalu disodorkan kepada petugas. Sekitar 2-3 menit kemudian langsung dibayar dan bukti pembayaran pajak pun selesai diproses tidak sampai lima menit. Berbeda jika aku bayar pajak kendaraannya di kantor Samsat pusat, aku harus memfotocopy STNK, KTP, dan juga BPKB terlebih dahulu, membeli map dan melewati hampir 4 loket administrasi yang berbeda. Meski tidak sampai antri berjam-jam menurutku siklus admnistasinya terlalu panjang.
Tapi enggak apa-apalah. Paling tidak dari waktu ke waktu, jika aku perhatikan pelayanan publik di kantor SAMSAT makin terlihat bagus dan oke, ya?. Dan dengar-dengar, diantara kantor penyelenggara layanan publik yang lain, kantor SAMSAT ini termasuk kantor penyelenggara layanan publik yang terbaik di kotaku, Tulungagung. Hebat...dan perlu diacungi jempol.
Setelah aku selesai dengan urusanku di kantor SAMSAT, tugasku selanjutnya adalah membelikan barang dagangan pesanan ibu. Untuk mendapatkan barang pesanan ibuku ini mau tidak mau aku harus memasuki area pasar Ngunut yang ramai dan hampir selalu macet itu.
Ups, serem juga ketika aku melewati jalanan di depan pasar Ngunut itu, beberapa hari yang lalu di jalanan itu sempat terjadi kecelakaan maut yang memakan korban lebih dari tujuh orang.  Inalilahi wa inalilahi rojiun.
Akan tetapi semua sudah terlihat biasa. Tidak ada kesan seram dan bekas kecelakaan di sana. Bahkan warung-warung yang konon tertabrak bus itu, kini ditelah ditempati oleh para tukang becak yang sedang antri berjajar menunggu penumpang.
Aku langsung melajukan sepeda motorku menuju sebuah toko yang kata ibuku terletak di bawah pohon Waru. Oalah..jadi toko itu to yang ibu maksud! Sebuah toko yang terlihat kecil dan sederhana. Tapi, anehnya toko itu ramai di kerumuni pembeli. Meski tampilannya biasa-biasa saja, tapi ketika aku masuk ke dalam toko itu ternyata aku telah tertipu. Dari luar memang toko itu terlihat kecil dan sempit, ternyata toko itu  memiliki bentuk kecil memanjang. Barang-barang dagangannya yang lain diletakkan di bagian belakang.  Dan disana tampak beberapa karyawan toko sedang sibuk mengambilkan barang yang dibutuhkan oleh para pembeli yang sudah mengantri. Hampir semua pelayan tokonya aku lihat semua berjalan tanpa alas kaki. Padahal udara pada hari itu sangat dingin, dengan kondisi lantai yang masih berupa lantai semen, rasanya sangat tidak nyaman melihat para pelayan-pelayan itu berjalan tanpa alas kaki. Tapi, pelayan toko yang mayoritas terdiri dari wanita-wanita muda yang berwajah lumayan cantik itu tampak santai menjalani pekerjaan mereka masing-masing. Ada yang sibuk menakar minyak goreng, ada yang sibuk menimbang tepung, dan ada juga yang sibuk mengangkat kardus-kardus dan beberapa barang yang telah dibeli pelanggan. Wajah mereka semua tampak ramah, sama sekali tak tersirat beban atau perasaan ngrundel ketika melayani para pembeli yang tidak semuanya ramah.
Hmm, aku jadi berfikir. Dari mana para pelayan-pelayan perempuan itu berasal? Berapa gaji mereka? Dan, kenapa mereka mau bekerja ditoko yang konvensional semacam itu. ya? Padahal jika mereka mau, bisa saja mereka pindah tempat kerja ke toko lain yang lebih bersih dan mungkin lebih gedhe gajinya.
Melihat ketulusan dan keramahan mereka dalam melayani pembeli aku jadi berfikir, flasback. Mengingat kelakuanku sendiri ketika aku sedang menghadapi para pembeli di tokoku. Sungguh berbeda jauh antar sikap mereka dengan sikapku. Aku tak sesabar mereka.Mereka terlihat tenang dan sopan dalam menghadapi pembeli model apa pun. Tidak sepertiku yang sering ngrundel jika menghadapai pembeli yang suka bawel dan banyak cing cong hoho :P
Dari para pelayan toko itu, setidaknya hari ini aku sudah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari mereka. Bahwa ketika kita telah di berikan tanggung jawab, maka kita harus melakukakannya dengan baik. Pekerjaan apa pun harus di lakukan dengan sepenuh  hati, tidak boleh setengah-setengah. Dan sebagai seorang pedagang selain sikap jujur, sikap lain yang wajib dimiliki untuk menghadapi para pembeli adalah keramahan dalam memberikan pelayanan :D

 


Catatanku Hari Ini

Malam ini aku mengharuskan diriku untuk menuliskan sesuatu di blog ini. Meski hanya satu atau dua kata saja, aku harus menulis. Semenjak kelahirannya pada rabu 4 juli lalu hingga kini aku belum pernah menuliskan sesuatu lagi di blog ini. OMG, sungguh memprihatinkan bin menyedihkan ya? Bagaimana mungkin kemaren aku berani mengikrarkan cita-citaku untuk menjadi seorang penulis pada dunia, sementara aku sendiri malas-malasan memperjuangkannya. Oh no, ini sungguh konyol. Aku harus berubah. Bagaimana pun caranya kemalasan ini harus segera dibunuh dan dilenyapkan. Dan sepertinya aku harus ekstra bekerja keras untuk melakukannya.

Bukankah setinggi dan semulia apa pun cita-cita seseorang hanya akan menjadi pepesan kosong bila tak diperjuangkan? Dan, satu-satunya cara untuk memperjuangkannya adalah dengan memulai. Akan tetap lebih baik bergerak walau pun lamban, dari pada tidak melakukan pergerakan sama sekali. Bukankah air yang tidak bergerak dan hanya menggenang lama-lama akan berbau busuk dah berwarna keruh?!

Tapi, aku butuh motivasi?! Ya, tentu saja. Pada dasarnya kebanyakan manusia memang membutuhkannya. Jika diibaratkan mesin, motivasi merupakan bahan bakarnya. Tapi, siapa yang bisa kuharapkan untuk bisa terus menerus selalu memotivasiku selain diriku sendiri? Orang tuaku, saudaraku, atau sahabatku? Tidak. Aku tidak boleh merepotkan mereka lagi. Selama ini aku sudah terlalu merepotkan mereka dengan berbagai keluhan dan sifat manjaku. Jadi, untuk kali ini aku akan membebaskan mereka dari masalahku. Kemalasan ini bagaimana pun adalah masalahku sendiri, tidak ada sangkut pautnaya dengan orang lain. Feeling, mood, dan juga apa-apa yang aku pikirkan semua adalah tanggung jawabku sendiri. Sebagus apa pun orang menasihatiku, jika aku tidak berkehendak untuk mendengarkan dan mengikuti  nasihat itu, semua akan jadi sia-sia.
Dan, sekaranglah saatnya bagiku untuk memotivasi diriku sendiri untuk mulai bergerak. Mungkin langkahku untuk menjadi penulis akan sangat panjang, dan berliku. Tapi, asalkan aku terus bergerak cepat atau lambat aku yakin aku pasti akan sampai pada tujuanku. Aku ingat kata-kata orang bijak, "Aku bisa, jika aku berfikir bisa". Dan, aku percaya akan hal itu.
Masa depanku adalah tanggung jawabku. Bagus tidaknya masa depanku nanti tergantung dari upaya dan sikapku hari ini. Segala kemalasan, keengganan, ketidak pede-an, dan rasa malu yang tidak pada tempatnya yang seringkali hinggap di otakku harus bisa aku singkirkan. Itu mungkin bukan hal yang mudah, tapi aku harus terus berusaha. Sebagai manusia biasa, setidaknya aku sudah memiliki modal lengkap dari Allah. Tubuh yang normal dengan kelima panca inderaku yang berfungsi optimal. Ilmu dan fasilitas yang aku perlukan juga sudah tersedia, lalu apa lagi yang kubutuhkan? Semua sudah lengkap. Aku hanya tinggal memulai, berangkat, bergerak,dan beraksi. Ya, setinggi apa pun visi dan misiku tentang masa depanku jika tanpa melakukan aksi, semua akan sia-sia belaka.
Seperti kata Ippho 'Right' Santosa pakar otak kanan, penulis buku, enterpreneur, dan tokoh motivasi yang saa ini sedang hangat dibicarakan, "mimpinya 10 action 0 hasilnya 0, mimpinya 1 actionnya 10 hasilnya 10". Jadi kesimpulannya aksi itulah yang terpenting karena dia adalah faktor pengkali. Action....action...n ...action... Ya, sekaranglah saat yang paling tepat bagiku untuk beraksi dari pada terus bermimpi. 
Riggghttttt.......
Insyaallah jika aku terus berusaha aku pasti bisa.Aamiin Ya Robbal Alamin.

Selasa, 03 Juli 2012

Kata Perdanaku

Bismillah, Assalamu'alaikum...

Alhamdulilah para pemirsa dini hari ini, Rabu 04 Juli 2012 jam 02.36 WIB setelah melalui proses perjuangan yang keras,  alot,  mbulet, dan hampir bikin kepalaku pusing tujuh keliling akhirnya blog ini berhasil juga kubuat. Subhanallah, it's amazing, lega sekali rasanya. Hampir tidak percaya, aku sekarang sudah memiliki blog para pemirsa hehe :D Aku harap lahirnya blog ini bisa menjadi awal yang baik bagiku. Mungkin aku tergolong telat bergabung ke dunia blogger. Sementara, teman-teman yang lain sudah pada malang melintang di dunia blog ini...eh akunya baru bisa gabung hari ini. Beuh...Tapi enggak apa-apalah, kata orang yang suka terlambat lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, halah :D.

Apa pun yang nantinya akan kutulis di blog ini, semoga semua akan ada nilai manfaatnya. Karena akan sangat rugi rasanya jika aku menuliskan sesuatu yang sia-sia? Nah, karena akunya masih dalam tahap belajar, mohon nanti bila kalian menemukan hal-hal yang kurang sreg dalam tulisanku ini, diutarakan saja. Aku bebaskan kalian untuk mengkritik dan memberi masukan pada tuliskanku.  Mengenai diterima atau tidaknya itu terserah dan tergantung padaku halah :p. sok banget.... kwkwkww. Becanda saudara-saudara, setulus hati aku sangat mengharapkan kalian bersedia memberiku kritikan dan masukan, karena itu pasti akan sangat membantuku. Hmm, so sweet :)

Pesan guru, "Ambil yang baik, abaikan yang buruk, dan kasih masukan jika dirasa kurang" :D

Wassalamualaikum.