Minggu, 09 Desember 2012

Selamat Tinggal Kenangan, Selamat Datang Harapan

Bismillah,
Tak terasa sudah memasuki minggu kedua di bulan desember ini. Itu artinya, beberapa minggu lagi tahun akan berganti. Ya, akhirnya 2012 yang penuh warna akan segera tertinggal di belakang. Dan, 2013 yang ditunggu-tunggu pun akan datang menjelang.

Seminggu yang lalu, mbak Windi Teguh yang merupakan salah satu teman yang aku kenal di fesbuk, yang juga merupakan seorang penulis hebat dan kuis hunter yang sukses, memberitahukanku bahwa beliaunya akan mengadakan even giveaway. Dimana setiap tulisan yang dikirimkan oleh peserta dalam even ini per naskahnya akan dikonversikan senilai 5000 rupiah untuk didonasikan ke saudara-saudara kita di Palestina. Hmm, aku tidak  mau ketinggalan moment penting ini. Belajar menulis sambil beramal?  Why not! Dengan penuh kesadaran dan sebagai ungkapan rasa terimakasihku pada mbak Windi, akhirnya kuputuskan untuk turut serta meramaikan even giveaway ini. Dok..dok, dan palu pun diketuk. Hehehe. 

 
Sejujurnya aku merasa agak ragu untuk mengirimkan tulisan ini. Menceritakan resolusiku di blog ini, berarti aku harus membocorkan rahasiaku ke publik. Malu deh, rasanya. Selama ini kan biasanya aku hanya menulis resolusiku di buku harian saja. Hiks, mudah-mudahan tulisanku ini tidak diketawain orang, ya?! Mohon dimaklumi saja, aku ini kan baru belajar menulis :D 
Banyak sekali cerita yang ingin kuuraikan selama perjalanan hidupku sepanjang 2012 ini. Meskipun sepenuhnya bukan tahun keberuntungan, tapi menurutku tahun ini merupakan tahun yang cukup menakjubkan. Tepat diawal tahun, aku mendapatkan sim A pertamaku. Desember tahun lalu karena kondisi bapakku pasca stroke tidak memungkinkan untuk mengemudi, ibu memintaku untuk mengikuti kursus mengemudi. Maklum, hanya aku anak ibu yang masih tinggal bersamanya. Kakakku telah memilih menetap di luar kota yang jaraknya lumayan jauh. Profesi ibuku adalah seorang pedagang, sehingga beberapa hari sekali harus berbelanja barang untuk dijual kembali. Dan semenjak aku mampu mengemudikan mobil, tahun ini aku pun mulai mengambil alih sebagian pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh bapak,  menjadi supir.

Awalnya aku tidak terlalu suka melakukan tugas itu. Mentalku belum terlalu siap. Rasanya membayangkan betapa beresikonya mengemudi itu sungguh sangat menakutkan. Bagaimana tidak menakutkan? Jangankan mengemudikan mobil, mengendarai sepeda motor saja aku sering mengalami kecelakaan. Tahun ini saja, aku tercatat telah mengalami beberapa kali peristiwa kecelakaan. Sekitar bulan April lalu, aku sempat jatuh dari motor hingga terpental, berguling-guling. Hmm, itu adalah kecelakaan yang menurutku paling ekstrem yang pernah kualami. Tapi, alhamdulilah, dalam peristiwa itu aku selamat. Hanya motorku yang lumayan babak belur. (Hiks!). Dan, saat aku menulis tulisan ini, beberapa hari yang lalu entah untuk yang keberapa kalinya sepeda motorku juga baru keluar dari bengkel untuk di permak, setelah sehari sebelumnya tanpa sengaja aku menabrak mobil yang sedang parkir. Upst, aku benar-benar ceroboh dan kurang hati-hati. Sifat burukku ini tahun depan harus bisa aku rubah, agar tidak ada lagi kejadian kecelakaan yang menimpaku. 

Selain peristiwa kecelakaan ada juga peristiwa kurang menyenangkan lain yang kualami, yaitu kegagalanku untuk mendapatkan pekerjaan sampingan. Hmm, agak kecewa rasanya. Padahal dulu aku sempat menggeluti pekerjaan itu selama hampir tiga tahun. Tapi, ya sudahlah. Mungkin memang bukan rezeki. Saat mengikuti test wawancaranya aku memang tidak terlalu serius. Pikiranku terpecah memikirkan kondisi ibuku. Bila aku bekerja di luar rumah, siapa yang akan membantunya? Pasti dia akan kelelahan sekali nantinya. Apalagi kondisi kesehatannya kurang bagus akhir-akhir ini. Mungkin tahun ini aku memang harus full dulu membantu pekerjaan ibu, dan juga ikhlas menekuni pekerjaanku sendiri sebagai pedagang. 

Ya, aku adalah seorang pedagang. Itulah profesiku. Aku berjualan voucher pulsa selama kurang lebih 5 tahun ini. Dan dua tahun terkhir, aku juga mulai mencoba berjualan jilbab, baju-baju balita, dan juga berbagai jenis pakaian dalam anak-anak dan orang dewasa. Walaupun hasilnya belum sesuai dengan yang aku harapkan, tapi alhamdulilah dari usahaku itu aku bisa membayar kebutuhanku sendiri, menyisihkan untuk bersedekah, dan juga sedikit menabung untuk keperluan masa depan.

Berbicara mengenai masa depan, rasanya tak lengkap bila tidak membahas masalah pernikahan. Sudah beberapa tahun terkhir ini setiap tahun aku membuat resolusi untuk menikah. Namun ternyata Allah masih belum berkehendak. Aku masih harus bersabar, sembari melakukan upaya perbaikan dan persiapan diri untuk menuju ke bahtera suci itu. Aku yakin Allah adalah sebaik-baik perencana. Dia tidak pernah terburu-buru, Dia tidak pernah terlambat, dan Dia selalu tepat waktu. Semua akan indah pada waktunya. Dan semoga saja di awal tahun 2013 nanti impianku untuk menikah dikabulkan oleh Allah Swt. Aamiin ya robbal alamiin.(sambil terharu :D)
Beralih ke cerita kehidupanku yang lainnya, ya. Ini berhubungan dengan tulis menulis. Di awal tahun lalu aku mulai mengobarkan kembali semangatku untuk menulis. Semua berawal dari pertemananku dengan orang-orang yang bersemangat, yang salah satunya adalah mbak Windi.  Ternyata memang benar adanya, berteman dengan orang-orang yang bersemangat, akan membuat kita jadi ketularan semangatnya. Aku tidak ingat jelas hari apa dan tanggal berapa aku mulai berteman dengan mbak Windi. Tapi, yang selalu kuingat hingga detik ini adalah bahwa mbak Windi itu orangnya supel, dan tidak sombong. Dulu meskipun baru kenal, dia langsung akrab saja waktu statusnya aku komentari. Orangnya blak-blakan, tidak pelit berbagi informasi, dan sering memotivasiku untuk terus menulis. (ge er banget aku hahaha). 

Diantara teman-temanku yang suka menulis dan memang sudah menjadi penulis, mbak Windi adalah satu-satunya orang yang paling sering berbagi info lomba dan berbagi tulisan-tulisan di blognya, padaku. Sampai-sampai karena sering dikirimi tautan darinya, pada tanggal, 4 juli lalu untuk pertamakalinya akhirnya aku membuat sebuah blog. Sebuah loncatan yang aku anggap cukup penting tahun ini,  hehe. And by the way busway, mbak Windi jugalah orang yang pertamakali dan satu-satunya member di blogku hingga detik ini. Mudah-mudahan tahun depan aku bisa memposting tulisan-tulisan yang lebih bagus di blogku ini. Sehingga aku percaya diri untuk mengeksposnya ke teman-teman blogger. Sejauh ini postingan di blogku menurutku masih sangat semrawut. Sebagai pemula aku masih sering rancu dalam merangkai kata-kata saat menulis. Itu tandanya aku masih harus terus menulis dan menulis. Tahun depan aku ingin mengikuti lebih banyak lagi event menulis, agar kemampuan menulisku lebih terasah dan kepercayaan diriku untuk menulis makin menguat. 

Man jada wa jadda. Aku bersyukur karena Allah telah mempertemankan aku dengan orang-orang yang bersemangat menulis seperti mbak Windi. Sekitar bulan oktober lalu, tulisanku yang kuikutsertakan dalam sebuah proyek antologi, telah terpilih untuk dibukukan. Alhamdulilah. Walau sampai detik ini belum jelas kapan buku itu akan diterbitkan. Tapi, rasanya senang sekali akhirnya jerih payahku untuk menulis mulai membuahkan hasil. Aku masih ingat kata-kata mbak Windi yang waktu itu aku curhatin soal tulisan-tulisanku yang belum pernah menang diperlombaan. Dia bilang begini, "green kalau tulisanmu belum menang itu bukan berarti tulisanmu tidak bagus. Tulisan itu hanya belum menemukan penerbit/juri yang seleranya cocok saja". Beuh, memang benar ternyata apa kata mbak Windi. Terimakasih motivasinya ya mbak, jasamu akan selalu kukenang. Dan mudah-mudahan tulisanku ini nanti  masuk nomor urutan ke-20. Atau, paling tidak tulisanku ini nantinya mampu merontokkan pendirianmu untuk menghadiahiku sebuah mukena hijau yang melambai-lamba itu ckckkcck, ngarep.com. 
Berbicara tentang resolusi rasanya tak lengkap jika tidak menuliskan "perbaikan diri" sebagai intinya. Karena, sebaik dan secemerlang apa pun resolusi yang kita canangkan di hari esok, jika tak diimbangi  dengan upaya perbaikan diri, semua jadi terasa sia-sia. Orang bijak mengatakan bahwa nasib seseorang tergantung sikapnya. Aku percaya itu. Bercermin dan mengkoreksi diri lamat-lamat kutemukan banyak sekali kekuranganku yang harus segera ku perbaiki. Di mulai dari sikap, pola pikir, kebiasaan, gaya hidupku dan lain sebagainya. Yang buruk harus segera di perbaiki. Dan yang sudah baik harus terus ditingkatkan. Pun dengan urusan ibadah. Tahun depan ibadah wajibnya harus lebih khusuk, dan ibadah sunahnya harus lebih istiqomah dan amalannya ditambah. Aamiin.


Ini Resolusiku Share dong Resolusimu








http://windiland.blogspot.com/2012/12/giveaway-windiland.html.

5 komentar:

winditeguh mengatakan...

"Allah adalah sebaik-baik perencana. Dia tidak pernah terburu-buru, Dia tidak pernah terlambat, dan Dia selalu tepat waktu"

setuju banget Green dengan kata2mu ini. Semua akan indah pada waktunya. Semoga dagangnya sukses ya, dan segera ketemu jodoh yang baik dunia akhirat.

aku seneng bgt lo bisa menularkan semangat menulis pada org yang pantang menyerah seperti dirimu. Rasanya jadi punya arti.Ntar kalo udah antologi lanjut ke buku solo ya Green, aku juga lg berusaha bikin buku pertamaku dan belom kelar2 xixixi :)> tapi tetap SEMANGAT

Nikmatus mengatakan...

Aamiin ya robbal 'alamiin, terimakasih banyak mbak Windi. Harusnya di resolusiku tadi sekalian juga kutulis 2013 pengin nerbitin novel xixixixi... Semangaaat :D

Ruri mengatakan...

saya ikutan jadi member ah di blog Green, biar ikut tersulut juga semangat nulisnya. salam kenal yaa :))

Erny Binsa mengatakan...

Salam kenal, Mbak... :)

Hebat sekali Allah itu,
Kita yang merencakanakan
Dia yang menentukan.

Semoga harapan-harapannya untuk kedepan bisa tercapai... :)

Nikmatus mengatakan...

Baru buka blogku ini, wah ternyata dapat surprise teman baru :D senengnya, terimakasih ya mbak Ruri dan mbak Erny Binsa, salam kenal juga dari saya. Hehe..jadi malu bloggku ini isinya masih semrawut. hiks.