Sabtu, 14 Juli 2012

Pelajaran Hidup Yang Kudapatkan Hari Ini


Hari ini aku mendapatkan tugas dari ibuku untuk pergi ke kantor Samsat.Ya, sepeda motor milik ibu sudah waktunya diregistrasi ulang.Cuaca terlihat mendung dan sedikit gerimis. Hmm, aku rasa ini musim yang aneh. Padahal sudah memasuki musim panas tapi sepertinya hujan sudah mau turun setiap hari. Jika aku ingat-ingat memang beberapa tahun terakhir ini siklus permusiman memang sudah tidak teratur seperti dulu. Apa mungkin  hal ini disebabkan karena pengaruh pemanasan global? Entahlah...bisa jadi demikian bisa pula tidak. Wallahu'alam. 

By the way aku berangkat menuju kantor Samsat sekitar jam 10.30 wib. Tentu saja, diiringi omelan ibuku yang tidak tahan dengan karakterku yang kata sebagian orang "lelet". Yah, begitulah warna-warni kehidupan. Makin banyak warna, makin menarik. Ibuku orangnya selalu sigap dalam mengerjakan segala hal, istilah jawanya ''what whet" alias cekatan bin lincah. Dan aku? Sebenarnya aku sudah merasa jadi manusia cekatan pemirsa hehe. Tapi masih kalah sama standart cekatan mereknya ibu :p

Bagaimana pun, bagiku ibu adalah my hero. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada hidupku jika tidak ada beliau disampingku. Hemm, kalau diceritakan arti pentingnya ibuku ini mungkin tidak akan cukup ditulis selama semalaman. Mudah-mudahan di lain waktu aku bisa menuliskan kisah tentang ibuku di blog ini. 

Lanjut ke ceritaku diawal tadi ya, bahwa hari ini aku mendapatkan tugas dari ibuku untuk membayarkan pajak kendaraan bermotor di kantor Samsat. Siapa lagi yang bisa melakukan tugas ini selain aku? Karena sudah terlalu siang akhirnya kuputuskan untuk membayar pajak di kantor Samsat cabang yang terletak di kecamatan Ngunut yang berjarak tempuh sekitar 15 menit dari rumahku.  

Dan, lima belas menit kemudian aku pun sampai disana. Dari seberang jalan kulihat kantor sudah tampak sepi. Aku fikir jangan-jangan pelayanannya sudah tutup. Alhamdulilah ternyata dugaanku salah, setelah aku sampai di sana masih tampak satu dua orang yang mengantri. Lega sekali rasanya. Benar juga apa kata orang-orang, bahwa proses pembayaran pajak kendaraan di kantor Samsat perwakilan ini jauh lebih cepat dari pada yang di kantor pusat. Persyaratan administarasinya juga lebih simpel. Cukup membawa BPKB dan STNK serta KTP/SIM/kartu identitas lain, lalu disodorkan kepada petugas. Sekitar 2-3 menit kemudian langsung dibayar dan bukti pembayaran pajak pun selesai diproses tidak sampai lima menit. Berbeda jika aku bayar pajak kendaraannya di kantor Samsat pusat, aku harus memfotocopy STNK, KTP, dan juga BPKB terlebih dahulu, membeli map dan melewati hampir 4 loket administrasi yang berbeda. Meski tidak sampai antri berjam-jam menurutku siklus admnistasinya terlalu panjang.
Tapi enggak apa-apalah. Paling tidak dari waktu ke waktu, jika aku perhatikan pelayanan publik di kantor SAMSAT makin terlihat bagus dan oke, ya?. Dan dengar-dengar, diantara kantor penyelenggara layanan publik yang lain, kantor SAMSAT ini termasuk kantor penyelenggara layanan publik yang terbaik di kotaku, Tulungagung. Hebat...dan perlu diacungi jempol.
Setelah aku selesai dengan urusanku di kantor SAMSAT, tugasku selanjutnya adalah membelikan barang dagangan pesanan ibu. Untuk mendapatkan barang pesanan ibuku ini mau tidak mau aku harus memasuki area pasar Ngunut yang ramai dan hampir selalu macet itu.
Ups, serem juga ketika aku melewati jalanan di depan pasar Ngunut itu, beberapa hari yang lalu di jalanan itu sempat terjadi kecelakaan maut yang memakan korban lebih dari tujuh orang.  Inalilahi wa inalilahi rojiun.
Akan tetapi semua sudah terlihat biasa. Tidak ada kesan seram dan bekas kecelakaan di sana. Bahkan warung-warung yang konon tertabrak bus itu, kini ditelah ditempati oleh para tukang becak yang sedang antri berjajar menunggu penumpang.
Aku langsung melajukan sepeda motorku menuju sebuah toko yang kata ibuku terletak di bawah pohon Waru. Oalah..jadi toko itu to yang ibu maksud! Sebuah toko yang terlihat kecil dan sederhana. Tapi, anehnya toko itu ramai di kerumuni pembeli. Meski tampilannya biasa-biasa saja, tapi ketika aku masuk ke dalam toko itu ternyata aku telah tertipu. Dari luar memang toko itu terlihat kecil dan sempit, ternyata toko itu  memiliki bentuk kecil memanjang. Barang-barang dagangannya yang lain diletakkan di bagian belakang.  Dan disana tampak beberapa karyawan toko sedang sibuk mengambilkan barang yang dibutuhkan oleh para pembeli yang sudah mengantri. Hampir semua pelayan tokonya aku lihat semua berjalan tanpa alas kaki. Padahal udara pada hari itu sangat dingin, dengan kondisi lantai yang masih berupa lantai semen, rasanya sangat tidak nyaman melihat para pelayan-pelayan itu berjalan tanpa alas kaki. Tapi, pelayan toko yang mayoritas terdiri dari wanita-wanita muda yang berwajah lumayan cantik itu tampak santai menjalani pekerjaan mereka masing-masing. Ada yang sibuk menakar minyak goreng, ada yang sibuk menimbang tepung, dan ada juga yang sibuk mengangkat kardus-kardus dan beberapa barang yang telah dibeli pelanggan. Wajah mereka semua tampak ramah, sama sekali tak tersirat beban atau perasaan ngrundel ketika melayani para pembeli yang tidak semuanya ramah.
Hmm, aku jadi berfikir. Dari mana para pelayan-pelayan perempuan itu berasal? Berapa gaji mereka? Dan, kenapa mereka mau bekerja ditoko yang konvensional semacam itu. ya? Padahal jika mereka mau, bisa saja mereka pindah tempat kerja ke toko lain yang lebih bersih dan mungkin lebih gedhe gajinya.
Melihat ketulusan dan keramahan mereka dalam melayani pembeli aku jadi berfikir, flasback. Mengingat kelakuanku sendiri ketika aku sedang menghadapi para pembeli di tokoku. Sungguh berbeda jauh antar sikap mereka dengan sikapku. Aku tak sesabar mereka.Mereka terlihat tenang dan sopan dalam menghadapi pembeli model apa pun. Tidak sepertiku yang sering ngrundel jika menghadapai pembeli yang suka bawel dan banyak cing cong hoho :P
Dari para pelayan toko itu, setidaknya hari ini aku sudah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari mereka. Bahwa ketika kita telah di berikan tanggung jawab, maka kita harus melakukakannya dengan baik. Pekerjaan apa pun harus di lakukan dengan sepenuh  hati, tidak boleh setengah-setengah. Dan sebagai seorang pedagang selain sikap jujur, sikap lain yang wajib dimiliki untuk menghadapi para pembeli adalah keramahan dalam memberikan pelayanan :D

 


Tidak ada komentar: