Jumat, 10 Agustus 2012

Ketika Pakde Terserang Stroke

Ya, ternyata di dunia ini aku bisa merasakan kesedihan yang jauh lebih menyakitkan dari pada kesedihanku ketika mengalami patah hati. Perasaan itu terjadi ketika aku baru saja melihat keadaan pakdeku yang kemarin baru pulang dari rumah sakit.  Pakdeku yang biasanya terlihat sehat-sehat saja beberapa minggu  yang lalu tiba-tiba terkena stroke.Padahal sebelum kejadian itu, dia tidak pernah memiliki keluhan apa pun. Tekanan darahnya juga normal. Kalaupun baru-baru ini dia sakit, tapi sakitnya adalah sakit maag  bukan sakit darah tinggi. 
Singkat cerita setelah selama kurang lebih dua minggu di rawat di ruang ICU RSU, akhirnya pakde diperbolehkan pulang. Ketika beliau baru datang, ibu dan aku segera bergegas ke rumahnya yang terletak tepat di depan rumah kami.
Aku melihat sosok yang kukenal itu sedang berbaring tak berdaya di atas kasur. Ditunggui oleh anak sulungnya yang kupanggil mbak En dan juga cucu laki-lakinya yang beranama Agus. Pakdeku berbaring lemah dengan mata terpejam. Saat aku menyentuhnya kakinya, mbah En putri sulungnya langsung menekuk kaki kanan Pakde. Saat kakinya ditarik, Pakde kontan membuka matanya. Sepertinya dia merasa kesakitan. Kata mbak En, Pakde baru akan mau membuka matanya jika kakinya ditarik. Masya Allah, keadaan pakde benar-benar membuat hatiku trenyuh. Kemana perginya badan pakde yang selama ini terlihat sehat dan gesit itu. Tubuh itu kini tergolek lemah tak berdaya di atas kasur. Dari sorot mata pakde aku bisa merasakan bahwa dia seolah memendam kesedihan yang teramat. Tak terbendung lagi air mata ini menetes. Pakdeku kehilangan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya. Hanya tangan dan kedua matanya yang masih bisa bergerak  meskipun terlihat lemah. Apakah pakdeku lumpuh? Ya Allah, aku tidak tahan melihat keadaannya. 
Aku segera berlari pulang dengan lelehan air mata yang terus mengalir membasahi pipiku. Dan dirumah aku terus menangis tanpa henti. Aku tidak tahu kenapa aku bisa menangis seperti itu. Yang jelas hatiku sangat sedih. Berbagai kenangan yang pernah terukir bersama pakde tiba-tiba hadir dengan jelas. Aku ingat saat-saat menjelang lebaran seperti ini pakde biasanya membantuku merapikan pohon-pohon pisang di halaman rumahku yang terlihat tumbuh liar. Saat Bapak dan Ibuku sedang bepergian jauh, dan aku terpaksa harus jaga toko sendirian biasanya pakdeku ini sering datang untuk menemaniku hingga mereka pulang. Aku juga sering berbagi cerita dengan pakde di sela-sela waktu luangku saat di toko. Ya, jika membeli sesuatu di tokoku biasanya pakde tidak langsung pulang. Tapi, dia akan duduk di depan konterku lalu mengajakku ngobrol.  Banyak sekali yang pernah dia ceritakan. Mulai dari pengalamannya selama bertahun-tahun bekerja di Malaysia, mengenai cucunya paling kecil yang bernama Zika, mengenai ikan peliharaannya yang sudah waktunya di panen, mengenai kambing-kambing kecilnya yang baru  beranak dan ingin segera dia jual, mengenai tanaman tebunya yang baru saja dia panen.....dan masih banyak lagi cerita-cerita lain yang pernah tercurahkan. 
Tapi kini dan selanjutnya, mungkin dia tidak akan bisa lagi bercerita padaku. Dia mengalami nasib yang sama seperti bapakku, bahkan jauh lebih parah. Stroke. Penyakit itu begitu jahat. Seringkali datang mendadak, dan hampir selalu meninggalkan kesedihan dan kelumpuhan bagi yang ia serang.
Kolesterol tinggi itu lah pemicunya. Rupanya dari cerita bude, aku baru tahu bahwa selama ini pakde doyan banget mengkonsumsi makanan instan. Jika tidak sedang nafsu makan pakde biasanya memasak mie goreng instans dicampur telur. Bukan hanya satu mie tapi dua bungkus sekaligus ditambah sebutir telur. Hampir setiap hari pakde memakannya. Selain itu pakdeku juga paling doyan merokok. Mungkin kebiasaan itulah yang menjadi penyebab serang stroke itu.Wallahu'alam.

Ya Allah, kini aku hanya bisa berharap semoga Engkau berkenan menyembuhkan pakdeku. Semoga ujian di bulan ramadhan ini dapat menggugurkan dosa-dosa beliau dan menggolongkan beliau sebagai orang-orang yang bersabar. Semoga bude dan seluruh keluarga bersabar menghadapi ujian ini. Semoga kami bisa memetik hikmah dari ujian ini. Semoga badai ini segera berlalu. Dan semoga pakdeku nanti bisa pulih kembali seperti sedia kala. Aamiin Ya Robb.

2 komentar:

windi teguh mengatakan...

Sedih bgt.stroke itu memang jahat bgt ya.semoga pakdenya cepet sembuh ya green

Nikmatus mengatakan...

Iya mbak Windi. Aamiin Ya Robbal Alamin :)